UG

Selasa, 07 Januari 2014

PRASANGKA DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME

PRASANGKA DISKRIMINASI  DAN
ETNOSENTRISME



PERBEDAAN   PRASANGKA   DAN  DISKRIMINASI
Persangka itu di sebut adalah Sikap yang negative,tetapi dapat kita  garis bawahi bahwa  prasangka dapat juga dalam dalam  pengertian positf, prasangka di dalam pengertian negatif. Tapi tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka, namun ada juga orang-orang  yang lebih suka untuk berpra sangka,Namun tetapi demikian belum jelas benar ciri-ciri kepribadian mana yang membuat seseorang mudah  berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan  bahwa  orang  yang  berintelekgensi tinggi, lebih suka untuk bersikap berprasangka. orang-orang macam  ini bersifat dan bersikap kritis.Tetapi fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan  bahwa mereka yang tergolong dalam jajaran  kaum  cendekiawan, juga para  pemimpim dan  negarawan  juga  bisa berprasangka.
Seorang  yang  mempunyai prasangka  rasial ,biasanya  bertindak diskriminasi terhadap  ras yang diprasangkainya. WaJaupun  begitu,biasa saja seseorang  bertindak  diskriminatif  tanpa berlatar  beJakang  pada  suatu prasangka. demikian  juga sebaliknya, seseorang  yang berprasangka  dapat saja  berprilaku  tidak diskriminatif.  Di Indonesia  kelompok keturunan, Cina sebagai  kelompok  rninoritas,  sering menjadi sasaran  rasial, walaupun secara  yuridis telah  menjadi  warga  negara  Indonesia  dan  dalam  UUD1945
Bab X Pasal  27 dinyatakan   bahwa  semua  warga  negara  mempunyai  kedudukan yang  sama dalam  hukum  dan pemerintahan.
Sikap berprasangka  jelas  tidak adil, sebab sikap yang d iambil  hanya berdasarkan  pada pengalaman  atau  apa yang didengar. Lebih-lebih  lagi  bila sikap berprasangka  itu muncul dari jalan  fikiran sepintas, untuk kemudian disimpulkan  dan dibuat  pukul  rata  sebagai  sifat  dari  seluruh anggota kelompok sosial tertentu, Akan menjadi  lebih riskan  lagi apabila peristiwa itu  menjalar lebih luas, sehingga melibatkan  orang-orang disuatu wilayah tertentu,yang diikuti  dengan tidakan­ tindakan kekerasan dan  destruktif dengan berakibat mendatangkan  kerugian yang tidak kecil.
Contoh-contoh  lain Prasangka diskriminasi  ras yang berkembang  di kawasan   Afrika Selatan dan  sekitarnya   membuat   kawasan   ini selalu  bergolak dan Prasangka  yang  begitu  mendalam  antara orang-orang Israel dengan orang­ orang  Arab di Timur Tengah berkembang  menjadi  pertentangan  sosial, akhirnya  meledak menjadi  perang Arab-Israel, tahun  1967.Setelah perang usai  permasalahannya  masih  berkepanjangan, dan tak kunjung  selesai. Contoh   yang  faktual  lain berkisar  pada awal tahun 1985.

Orang-orang Papua Nigini  sebagai tetangga terdekat Republik Indonesia di ujung Timur, pernah berprasangka  bahwa warga negara Indonesia  yang melintasi   tapal batas Indonesia-Papua Nugini, diorganisasi  oleh orang-orang Indonesia,   dengan tujuan  lebih jauh untuk  ekspansi

SEBAB-SEBAB TIMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI

(a)  Berlatar  belakang  sejarah.
Orang-orang kuli putih di Amerika Serikat berprasangka negatif terhadap orang-orang  Negro, berlatar  belakang pada sejarah mas a lampau, bahwa, orang-orang kulit putih   sebagai tuan  dan orang-orang  Negro berstatus sebagai  budak
(b)   Dilatarbelakangi oleh perkembangan  social kultural dan situasional
Suatu prasangka  muncul dan berkembang  dari suatu  individu terhadap  individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu manakala terjadi penurunan status atau terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh pimpinan Perusahaan terhadap karyawannya.
(c).  Bersumber  dari faktor  kepribadian.
Keadaan frustrasi  dari beberapa  orang atau  kelompok sosial  tertentu merupakan kondisi  yang cukup  untuk menimbulkan  tingkah  laku agresif.
(d).  Berlatar belakang  dari  perbedaan  keyakinan,  kepercayaan  dan agama
Bisa ditambah  lagi dengan  perbedaan  pandangan  politik, ekonomi dan  ideologi.  Prasangka yang berakar  dari hal-hal tersebut di atas dapat dikatakan  sebagai  suatu prasangka yang  bersifat  universal

DAYA UPAYA UNTUK   MENGURANG MENGHILANGKAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI.

Perbaikan kondisi sosial ekonomi
Pemerataan  pembangunan   dan usaha peningkatan  pendapatan  bagi warga negara Indonesia  yang masih tergolong  di bawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan  sosial anatar  si kaya dan si miskin,
Dengan  begitu  prasangka-prasangka   ketidak adilan dalam  sektor  perekonomian  antara  kelompok  kuat  dan  kelompok ekonomi  lemah  sedikit  banyak  dapat  dikurangi  dan  akhirnya  akan sirna, Oleh karen a itu upaya pendekatan,  rasa kebersamaan dan kerja sarna yang saling menguntungkan  antara  kelompok ekonomi kuat dengan kelompok  masyarakat  ekonomi  lemah  adalah usaha yang sungguh­ sungguh bijaksana
b.   Perluasan kesempatan belajar.
Adanya usaha-usaha  pemerintah dalam  perluasan  kesempatan belajar bagi  seluruh   warganegara Indonesia,  paling tidak dapat  mengurangi prasangka  bahwa program pendidikan, terutama  pendidikan tinggi hanya dapat dinikmati  oleh  kalangan    masyarakat  menengah  dan kalangan atas. Untuk  mencapai jenjang pendidikan tertentu di perguruan tinggi memang  mahal. disamping  itu harus memiliki  kemampuan otak  dan  modal. Mereka akan selalu tercecar  dan tersisih dalam persaingan  memperebutkan  bangku sekolah. Masih  beruntung  bagi mereka  yang  memiliki kemampuan  otak. Jika  dapat  mencapai prestasi tinggi dan dapat  dipertahankan secara  konsisten, beasiswa yang  aneka ragam  itu dapat diraih dan  kantongpun tidak akan kering kerontang

c.   Sikap terbuka dan sikap lapang
Harus selalu kita sadari bahwa berbagai tantangan  yang datang dari luar ataupun  yang datang dari dalam  negeri, semuanya  akan dapat merongrong  keutuhan   negara dan bangsa. Kebhinekaan  masyarakat berikut sejumlah  nilai yang melekat,  merupakan  basis empuk bagi timbulnya prasangka, diskriminasi, dan keresahan, Sesungguhnya idealisme  paham  kebangsaan  yang  mencanangkan  persatuan  dari kernerdekaan, telah  menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas  loyalitas yang  tinggi

2. ETNOSENTRISME
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan  sehari-hari  bertingkah  laku  sejalan  dengan  norma-norma,  nilai­ nilai yang terkandung  dan tersirat  dalam kebudayaan  tersebut, Suku bangsa,  ras  terse but cenderung  menganggap  kebudayaan  mereka sebagai salah ssesuatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebaginya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai  sesuatu yang  kurang  baik, kurang  estetis, bertentangan dengan kodrat alam dan sebagainya. Hal-hal tersebut di atas dikenal sebagai ETNOSENTRISME,  yaitu suatu kecendrungan  yang menganggap  nilai-nilai dan norma-norma  kebudayaannya  sendiri sebagai suatu yang prima, terbaik, mutlak, dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan  lain Etnosentrisme nampaknya  merupakan  gejala  sosial yang universal, dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar