Seorang anak laki-laki
menarik tangan adik perempuannya dan berkata: "Lihat, kita tidak pernah
merasakan kebahagiaan semenjak ibu kita meninggal. Ibu tiri kita selalu
memukuli kita setiap hari, dan kita tidak berani berada di dekatnya karena dia
selalu menendang kita untuk menjauh darinya. Kita tidak pernah dapat makanan
yang baik kecuali remah-remah dan sisa-sisa roti. Seandainya saja ibu kita
masih hidup dan tahu semua penderitaan kita ini! Mari ikutlah denganku, mari
kita tinggalkan rumah ini."
Lalu kakak beradik itupun meninggalkan
ru
Seorang anak laki-laki
menarik tangan adik perempuannya dan berkata: "Lihat, kita tidak pernah
merasakan kebahagiaan semenjak ibu kita meninggal. Ibu tiri kita selalu
memukuli kita setiap hari, dan kita tidak berani berada di dekatnya karena dia
selalu menendang kita untuk menjauh darinya. Kita tidak pernah dapat makanan
yang baik kecuali remah-remah dan sisa-sisa roti. Seandainya saja ibu kita
masih hidup dan tahu semua penderitaan kita ini! Mari ikutlah denganku, mari
kita tinggalkan rumah ini."
Lalu kakak beradik itupun meninggalkan
rumah ibu tirinya, berjalan seharian penuh, dan saat hujan turun dengan deras
adik perempuannya berkata: "Surga dan hati kita menangis bersama."
Menjelang malam, mereka tiba di sebuah
hutan yang besar, dan mereka merasa sangat kelelahan dan kelaparan setelah
berjalan jauh. Mereka menemukan satu celah di pohon yang berlubang dan masuk ke
celah pohon tersebut dan jatuh tertidur dengan cepat.
Pagi harinya, ketika mereka bangun,
matahari bersinar terang dan membawa kehangatan, kakaknya berkata:
"Saya sangat haus, adik kecilku;
Jika saja saya bisa menemukan air sungai, saya akan meminumnya disana. Saya
serasa mendengarkan aliran sungai di dekat sini." Dia lalu melompat
bangun, menarik tangan adik perempuannya dan mencari-cari anak sungai tersebut.
Saat itu ibu tirinya yang sebenarnya
adalah seorang penyihir, tahu bahwa kedua anak tirinya telah lari meninggalkan
rumah. Dia kemudian diam-diam mengejar mereka. Ketika tahu bahwa mereka
kehausan, dia lalu memberi mantra sihir pada semua aliran air yang ada di
hutan.
Saat kakak beradik itu menemukan sebuah
anak sungai yang bening, sang Kakak langsung ingin meminumnya, tetapi saat itu
adik perempuannya mendengar bisikan: "Siapa yang meminumku akan berubah
menjadi harimau! siapa yang meminumku akan berubah menjadi harimau!"
Sang adik langsung berteriak,
"Kakak, janganlah meminumnya, karena kamu akan berubah menjadi harimau dan
akan menerkamku nanti." Sang kakak walaupun merasa kehausan, tidak jadi
meminumnya. "Baiklah," katanya, "Kita akan mencari mata air yang
lain saja."
Ketika mereka menemukan mata air sungai
yang kedua, sang adik mendengarkan suara berbisik: "Siapa yang meminumku
akan menjadi serigala, siapa yang meminumku akan menjadi serigala!" dan sang
adik langsung berteriak, "Kakak, jangan meminum air disini, karena kamu
akan berubah menjadi serigala dan menerkamku." Kembali sang kakak tidak
jadi meminumnya dan berkata: "Baiklah, saya masih bisa menahan rasa hausku
sampai bertemu dengan mata air yang ketiga."
Dan ketika mereka menemukan mata air
sungai yang ketiga, sang adik mendengar bisikan: "Siapa yang meminumku
akan berubah menjadi rusa! siapa yang meminumku akan menjadi rusa!" Lalu
sang adik memohon, "Kakak, janganlah minum dulu di sini, atau kamu akan
berubah menjadi rusa dan lari dariku." Tetapi sang kakak yang sudah sangat
kehausan sudah berlutut dan meminum airnya, dan begitu bibirnya menyentuh air
sungai itu, dia kemudian langsung berubah menjadi seekor rusa kecil.
Sang adik perempuan menangis melihat
kakaknya yang telah disihir, begitu pula kakaknya yang telah berubah menjadi
rusa ikut menangis di pangkuannya. Akhirnya sang adik berkata: "Tak apa,
saya tidak akan meninggalkan kamu sendirian," kemudian dia mengambil sabuk
emas miliknya dan mengikatnya di sekeliling leher rusa itu. Lalu dia mengambil
selendangnya dan menjadikannya tali yang diikatkan ke sabuk yang melingkar di
leher sang rusa. Dia kemudian berjalan bersama sang rusa hingga makin jauh
masuk ke dalam hutan, dimana akhirnya mereka menemukan rumah yang kosong dan
tidak dihuni lagi. Sang adik memutuskan untuk bermalam dan tinggal di sana
bersama sang Rusa.
Setelah beberapa tahun lamanya hidup di
hutan ini, suatu hari Raja masuk ke hutan tersebut untuk berburu, sehingga
hutan tersebut di penuhi dengan derap-derap kaki kuda, tiupan terompet dari
tanduk, dan gonggongan anjing pemburu serta teriakan-teriakan pemburu.
Mendengar terompet berburu, sang Rusa menjadi gelisah dan ingin keluar dari
rumah itu.
"Ah!" katanya kepada adik
perempuannya, "Biarkan saya keluar! saya tidak tahan mendengar terompet
itu." Dia terus memohon hingga adik perempuannya menyetujuinya dengan
sedih hati. "Tetapi," katanya, "kamu harus kembali sebelum
malam. Saya akan mengunci pintu saya karena takut pada pemburu tersebut, jadi
untuk mengetahui yang datang itu adalah kamu atau bukan, ketuklah pintuku dan
katakan, "Adik tersayang, bukalah pintu, saya ada di luar sini."
"Jika kamu tidak berkata apa-apa, saya tidak akan membukakan kamu
pintu."Akhirnya sang Rusa setuju dan berlari keluar di alam bebas.
Secepatnya Raja dan pemburu-pemburunya
melihat rusa yang indah itu dan melakukan pengejaran, tetapi mereka tidak
pernah dapat mengejar dan menemukannya. Saat malam tiba, sang Rusa pulang ke
rumah dan mengetuk pintu sambil berkata: "Adik tersayang, bukalah pintu,
saya ada di luar sini." Kemudian pintu terbuka dan sang Rusa lalu
beristirahat di dalam rumah tersebut.
Keesokan hari ketika perburuan di mulai
kembali, dan mendengar terompet di tiupkan, sang Rusa kembali meminta agar adik
perempuannya membiarkan dia keluar. Seperti hari kemarin, adiknya membiarkan
dia keluar dari rumah dengan sedih.
Saat Raja berburu kembali, dia dan
pemburunya melihat sang Rusa dengan sabuk emas di lehernya, dan mulai
mengejarnya kembali, hampir seharian penuh mereka mengejar rusa tersebut dan
akhirnya sang Rusa terkepung dan sedikit terluka di kaki sehingga sang Rusa
tidak dapat berlari kencang lagi. Para pemburu yang mengepung rusa tersebut
melihat sang Rusa lari ke sebuah rumah dan mengetuk pintu dan berkata:
"Adik tersayang, bukalah pintu, saya ada di luar sini." Pemburu
melihat kejadian itu dan melaporkan kepada Raja apa saja yang dilihat mereka.
"Esok hari kita akan berburu lagi." kata sang Raja.
Sang Adik saat membuka pintu dan melihat
sang Rusa terluka menjadi sangat ketakutan dan bersedih. Dia lalu membersihkan
luka dan membalut luka itu dengan ramuan dari daun-daunan. Setelah itu dia
berkata, "Pergilah beristirahat agar kamu cepat sembuh."
Keesokan harinya, luka di kaki sang Rusa
mulai membaik dan sang Rusa meminta kembali agar diijinkan keluar, "Saya
harus keluar, saya akan berhati-hati agar mereka tidak menangkap saya."
kata sang Rusa. Sang Adik menangis dan berkata, "Mereka pasti akan
menangkapmu kali ini, dan saya akan mejadi sendirian di hutan ini. Saya tidak
dapat membiarkan kamu keluar." Sang Rusa membalas, "Kalau begitu,
mungkin saya akan meninggal karena bersedih di sini." Akhirnya sang Adik
membiarkan sang Rusa keluar dengan hati yang berat.
Saat sang Raja berburu dan melihat Rusa
itu, dia berkata kepada pemburunya, "Sekarang kejar dan tangkaplah rusa
itu, tetapi jangan sampai melukainya." dan para pemburunya berhasil
menangkap sang Rusa. Ketika hari menjelang malam, sang Raja berkata kepada para
pemburunya: "Sekarang tunjukkanlah saya dimana rumah kecil di tengah hutan
yang kamu lihat itu." Dan mereka bersama-sama pergi ke rumah kecil itu dan
sang Raja lalu mengetuk pintu dan berkata, "Adik tersayang, bukalah pintu,
saya ada di luar sini." Ketika pintu terbuka, sang Raja melihat seorang
gadis yang sangat cantik berdiri di dalam rumah itu.
Sang gadis yang merupakan adik dari sang
Rusa menjadi terkejut karena bukan sang Rusa yang mengetuk pintunya, melainkan
sang Raja sendiri. Dan Raja tersebut dengan ramah memegang tangannya dan
berkata, "Maukah kamu ikut bersamaku ke istana?", "Ya, tetapi
saya tidak dapat meninggalkan rusa ku sendirian di sini." Sang Raja lalu
berkata, "Rusamu boleh ikut kemanapun kamu pergi." dan saat itu sang
Rusa di lepas oleh para pemburu dan berlari ke arah adik perempuannya.
Akhirnya sang Raja membawa sang Gadis
beserta rusanya ke istana, dan tidak berapa lama kemudian sang Raja menikahi
gadis tersebut.
Saat ibu tiri dari kakak beradik
mendengar kabar tersebut, hatinya menjadi dengki dan putrinya kandungnya yang
memiliki mata cuma satu, mendatanginya dan berkata, "Saya seharusnya yang
mendapatkan keberuntungan dan menjadi Ratu." "Tenanglah," kata
sang Ibu tiri, "Kamu akan mendapatkannya ketika saatnya telah tiba,"
Tiba suatu saat ketika Raja sedang
berburu di hutan, sang Adik yang telah menjadi Ratu melahirkan seorang anak
laki-laki, Ibu tiri yang penyihir menjalankan rencananya, dengan menyamar
menjadi seorang pelayan, dia memberi racun sihir pada sang Ratu dan sang Ratu
pun lenyap terkena racun sihir itu. Kemudian ibu tiri itu dengan cepat
mendandani anak gadisnya dengan sihirnya agar sama seperti sang Ratu. Tetapi
walaupun ibu tiri itu mempunyai sihir, dia tidak dapat menyamarkan mata
putrinya yang hanya satu itu dan mencari alasan yang baik agar raja tidak
menyadari perbedaannya.
Sang Raja menjadi sangat gembira
mendengar bahwa sang Ratu telah melahirkan anak laki-laki, saat dia ingin
menjenguk sang Ratu, Ibu tiri yang menyamar menjadi pelayan berpesan kepada
Raja agar tidak membiarkan sinar mengenai mata dan tidak membuka tirai jendela
atau menyalakan lilin yang terang di dalam kamar, karena sang Ratu masih lemah.
Raja tidak pernah menyadari bahwa yang selalu di temui itu bukanlah sang Ratu
yang asli.
Setelah kejadian itu, di ruangan di mana
bayi itu ditidurkan, perawat yang menjaga bayi sering melihat pintu kamar
tersebut dibuka oleh seorang wanita yang mirip sekali dengan Ratu. dan dengan
perlahan-lahan orang yang mirip Ratu itu mengangkat sang bayi dari buaian,
menggendongnya, menidurkannya kembali, lalu pergi ke sudut kamar bayi, dimana
sang Rusa selalu berbaring, mengelus punggung sang Rusa, dan diam-diam kembali
keluar dari kamar tersebut tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kejadian tersebut
berulang terus menerus dan setiap kali perawat yang menjaga bayi tersebut
bertanya ke penjaga pintu, mereka selalu mengatakan tidak melihat satu orang
pun masuk ke dalam ruangan itu. Karena ketakutan, perawat tersebut tidak pernah
menyampaikan apa yang dilihatnya kepada siapapun.
Suatu malam, kejadian tersebut terulang
kembali, tetapi kali ini orang yang mirip dengan Ratu tersebut bertanya kepada
sang perawat: "Apakah anakku baik-baik saja? Apakah Rusaku baik-baik saja?
Saya akan datang dua kali lagi lalu mengucapkan selamat tinggal." Perawat
yang ketakutan, tidak menjawab apa-apa dan setelah kepergian sang Ratu yang
asli itu, dia lalu melaporkan hal tersebut pada Raja. Raja lalu terkejut dan
berkata, "Apa yang kamu katakan itu? saya akan ikut melihat dan mengawasi
kamar tidur anakku nanti malam."
Ketika malam tiba, sang Ratu yang asli
muncul kembali dan bertanya kepada sang perawat: "Apakah anakku baik-baik
saja? Apakah Rusaku baik-baik saja? Saya akan datang sekali lagi lalu
mengucapkan selamat tinggal." Saat itu Raja yang bersembunyi di kamar
tersebut, tidak keluar dari persembunyiannya, dan tidak mengucapkan apa-apa.
Dihari berikutnya sang Raja ikut kembali
mengawasi kamar tidur anak bayinya, dan ketika sang Ratu yang asli datang dan
berkata: "Apakah anakku baik-baik saja? Apakah Rusaku baik-baik saja? Saya
datang kali ini untuk mengucapkan selamat tinggal." Sang Raja tidak dapat
menahan dirinya lagi dan melompat keluar dari persembunyiannya dan berkata,
"Kamu adalah istriku yang tercinta!"
"Ya," kata sang Ratu,
"Saya adalah istrimu!" saat itu sihir yang mengikat sang Ratu menjadi
musnah, sang Ratu menjadi pulih seperti sedia kala seperti tidak pernah
mengalami hal apapun. Kemudian sang Ratupun menceritakan semua kisahnya dan
betapa kejamnya perlakuan ibu tirinya. Raja langsung menangkap sang Ibu tiri
dan anaknya serta menghukum mereka. Setelah ibu tiri yang penyihir itu
mendapatkan hukumannya, sihir yang mengikat sang Rusa akhirnya menjadi musnah
juga, dan sang Rusa kembali ke bentuk manusia kembali. Akhirnya kakak beradik
tersebut dapat hidup dengan bahagia selama-lamanya.
Menjelang malam, mereka tiba di sebuah
hutan yang besar, dan mereka merasa sangat kelelahan dan kelaparan setelah
berjalan jauh. Mereka menemukan satu celah di pohon yang berlubang dan masuk ke
celah pohon tersebut dan jatuh tertidur dengan cepat.
Pagi harinya, ketika mereka bangun,
matahari bersinar terang dan membawa kehangatan, kakaknya berkata:
"Saya sangat haus, adik kecilku;
Jika saja saya bisa menemukan air sungai, saya akan meminumnya disana. Saya
serasa mendengarkan aliran sungai di dekat sini." Dia lalu melompat
bangun, menarik tangan adik perempuannya dan mencari-cari anak sungai tersebut.
Saat itu ibu tirinya yang sebenarnya
adalah seorang penyihir, tahu bahwa kedua anak tirinya telah lari meninggalkan
rumah. Dia kemudian diam-diam mengejar mereka. Ketika tahu bahwa mereka
kehausan, dia lalu memberi mantra sihir pada semua aliran air yang ada di
hutan.
Saat kakak beradik itu menemukan sebuah
anak sungai yang bening, sang Kakak langsung ingin meminumnya, tetapi saat itu
adik perempuannya mendengar bisikan: "Siapa yang meminumku akan berubah
menjadi harimau! siapa yang meminumku akan berubah menjadi harimau!"
Sang adik langsung berteriak,
"Kakak, janganlah meminumnya, karena kamu akan berubah menjadi harimau dan
akan menerkamku nanti." Sang kakak walaupun merasa kehausan, tidak jadi
meminumnya. "Baiklah," katanya, "Kita akan mencari mata air yang
lain saja."
Ketika mereka menemukan mata air sungai
yang kedua, sang adik mendengarkan suara berbisik: "Siapa yang meminumku
akan menjadi serigala, siapa yang meminumku akan menjadi serigala!" dan sang
adik langsung berteriak, "Kakak, jangan meminum air disini, karena kamu
akan berubah menjadi serigala dan menerkamku." Kembali sang kakak tidak
jadi meminumnya dan berkata: "Baiklah, saya masih bisa menahan rasa hausku
sampai bertemu dengan mata air yang ketiga."
Dan ketika mereka menemukan mata air
sungai yang ketiga, sang adik mendengar bisikan: "Siapa yang meminumku
akan berubah menjadi rusa! siapa yang meminumku akan menjadi rusa!" Lalu
sang adik memohon, "Kakak, janganlah minum dulu di sini, atau kamu akan
berubah menjadi rusa dan lari dariku." Tetapi sang kakak yang sudah sangat
kehausan sudah berlutut dan meminum airnya, dan begitu bibirnya menyentuh air
sungai itu, dia kemudian langsung berubah menjadi seekor rusa kecil.
Sang adik perempuan menangis melihat
kakaknya yang telah disihir, begitu pula kakaknya yang telah berubah menjadi
rusa ikut menangis di pangkuannya. Akhirnya sang adik berkata: "Tak apa,
saya tidak akan meninggalkan kamu sendirian," kemudian dia mengambil sabuk
emas miliknya dan mengikatnya di sekeliling leher rusa itu. Lalu dia mengambil
selendangnya dan menjadikannya tali yang diikatkan ke sabuk yang melingkar di
leher sang rusa. Dia kemudian berjalan bersama sang rusa hingga makin jauh
masuk ke dalam hutan, dimana akhirnya mereka menemukan rumah yang kosong dan
tidak dihuni lagi. Sang adik memutuskan untuk bermalam dan tinggal di sana
bersama sang Rusa.
Setelah beberapa tahun lamanya hidup di
hutan ini, suatu hari Raja masuk ke hutan tersebut untuk berburu, sehingga
hutan tersebut di penuhi dengan derap-derap kaki kuda, tiupan terompet dari
tanduk, dan gonggongan anjing pemburu serta teriakan-teriakan pemburu.
Mendengar terompet berburu, sang Rusa menjadi gelisah dan ingin keluar dari
rumah itu.
"Ah!" katanya kepada adik
perempuannya, "Biarkan saya keluar! saya tidak tahan mendengar terompet
itu." Dia terus memohon hingga adik perempuannya menyetujuinya dengan
sedih hati. "Tetapi," katanya, "kamu harus kembali sebelum
malam. Saya akan mengunci pintu saya karena takut pada pemburu tersebut, jadi
untuk mengetahui yang datang itu adalah kamu atau bukan, ketuklah pintuku dan
katakan, "Adik tersayang, bukalah pintu, saya ada di luar sini."
"Jika kamu tidak berkata apa-apa, saya tidak akan membukakan kamu
pintu."Akhirnya sang Rusa setuju dan berlari keluar di alam bebas.
Secepatnya Raja dan pemburu-pemburunya
melihat rusa yang indah itu dan melakukan pengejaran, tetapi mereka tidak
pernah dapat mengejar dan menemukannya. Saat malam tiba, sang Rusa pulang ke
rumah dan mengetuk pintu sambil berkata: "Adik tersayang, bukalah pintu,
saya ada di luar sini." Kemudian pintu terbuka dan sang Rusa lalu
beristirahat di dalam rumah tersebut.
Keesokan hari ketika perburuan di mulai
kembali, dan mendengar terompet di tiupkan, sang Rusa kembali meminta agar adik
perempuannya membiarkan dia keluar. Seperti hari kemarin, adiknya membiarkan
dia keluar dari rumah dengan sedih.
Saat Raja berburu kembali, dia dan
pemburunya melihat sang Rusa dengan sabuk emas di lehernya, dan mulai
mengejarnya kembali, hampir seharian penuh mereka mengejar rusa tersebut dan
akhirnya sang Rusa terkepung dan sedikit terluka di kaki sehingga sang Rusa
tidak dapat berlari kencang lagi. Para pemburu yang mengepung rusa tersebut
melihat sang Rusa lari ke sebuah rumah dan mengetuk pintu dan berkata:
"Adik tersayang, bukalah pintu, saya ada di luar sini." Pemburu
melihat kejadian itu dan melaporkan kepada Raja apa saja yang dilihat mereka.
"Esok hari kita akan berburu lagi." kata sang Raja.
Sang Adik saat membuka pintu dan melihat
sang Rusa terluka menjadi sangat ketakutan dan bersedih. Dia lalu membersihkan
luka dan membalut luka itu dengan ramuan dari daun-daunan. Setelah itu dia
berkata, "Pergilah beristirahat agar kamu cepat sembuh."
Keesokan harinya, luka di kaki sang Rusa
mulai membaik dan sang Rusa meminta kembali agar diijinkan keluar, "Saya
harus keluar, saya akan berhati-hati agar mereka tidak menangkap saya."
kata sang Rusa. Sang Adik menangis dan berkata, "Mereka pasti akan
menangkapmu kali ini, dan saya akan mejadi sendirian di hutan ini. Saya tidak
dapat membiarkan kamu keluar." Sang Rusa membalas, "Kalau begitu,
mungkin saya akan meninggal karena bersedih di sini." Akhirnya sang Adik
membiarkan sang Rusa keluar dengan hati yang berat.
Saat sang Raja berburu dan melihat Rusa
itu, dia berkata kepada pemburunya, "Sekarang kejar dan tangkaplah rusa
itu, tetapi jangan sampai melukainya." dan para pemburunya berhasil
menangkap sang Rusa. Ketika hari menjelang malam, sang Raja berkata kepada para
pemburunya: "Sekarang tunjukkanlah saya dimana rumah kecil di tengah hutan
yang kamu lihat itu." Dan mereka bersama-sama pergi ke rumah kecil itu dan
sang Raja lalu mengetuk pintu dan berkata, "Adik tersayang, bukalah pintu,
saya ada di luar sini." Ketika pintu terbuka, sang Raja melihat seorang
gadis yang sangat cantik berdiri di dalam rumah itu.
Sang gadis yang merupakan adik dari sang
Rusa menjadi terkejut karena bukan sang Rusa yang mengetuk pintunya, melainkan
sang Raja sendiri. Dan Raja tersebut dengan ramah memegang tangannya dan
berkata, "Maukah kamu ikut bersamaku ke istana?", "Ya, tetapi
saya tidak dapat meninggalkan rusa ku sendirian di sini." Sang Raja lalu
berkata, "Rusamu boleh ikut kemanapun kamu pergi." dan saat itu sang
Rusa di lepas oleh para pemburu dan berlari ke arah adik perempuannya.
Akhirnya sang Raja membawa sang Gadis
beserta rusanya ke istana, dan tidak berapa lama kemudian sang Raja menikahi
gadis tersebut.
Saat ibu tiri dari kakak beradik
mendengar kabar tersebut, hatinya menjadi dengki dan putrinya kandungnya yang
memiliki mata cuma satu, mendatanginya dan berkata, "Saya seharusnya yang
mendapatkan keberuntungan dan menjadi Ratu." "Tenanglah," kata
sang Ibu tiri, "Kamu akan mendapatkannya ketika saatnya telah tiba,"
Tiba suatu saat ketika Raja sedang
berburu di hutan, sang Adik yang telah menjadi Ratu melahirkan seorang anak
laki-laki, Ibu tiri yang penyihir menjalankan rencananya, dengan menyamar
menjadi seorang pelayan, dia memberi racun sihir pada sang Ratu dan sang Ratu
pun lenyap terkena racun sihir itu. Kemudian ibu tiri itu dengan cepat
mendandani anak gadisnya dengan sihirnya agar sama seperti sang Ratu. Tetapi
walaupun ibu tiri itu mempunyai sihir, dia tidak dapat menyamarkan mata
putrinya yang hanya satu itu dan mencari alasan yang baik agar raja tidak
menyadari perbedaannya.
Sang Raja menjadi sangat gembira
mendengar bahwa sang Ratu telah melahirkan anak laki-laki, saat dia ingin
menjenguk sang Ratu, Ibu tiri yang menyamar menjadi pelayan berpesan kepada
Raja agar tidak membiarkan sinar mengenai mata dan tidak membuka tirai jendela
atau menyalakan lilin yang terang di dalam kamar, karena sang Ratu masih lemah.
Raja tidak pernah menyadari bahwa yang selalu di temui itu bukanlah sang Ratu
yang asli.
Setelah kejadian itu, di ruangan di mana
bayi itu ditidurkan, perawat yang menjaga bayi sering melihat pintu kamar
tersebut dibuka oleh seorang wanita yang mirip sekali dengan Ratu. dan dengan
perlahan-lahan orang yang mirip Ratu itu mengangkat sang bayi dari buaian,
menggendongnya, menidurkannya kembali, lalu pergi ke sudut kamar bayi, dimana
sang Rusa selalu berbaring, mengelus punggung sang Rusa, dan diam-diam kembali
keluar dari kamar tersebut tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kejadian tersebut
berulang terus menerus dan setiap kali perawat yang menjaga bayi tersebut
bertanya ke penjaga pintu, mereka selalu mengatakan tidak melihat satu orang
pun masuk ke dalam ruangan itu. Karena ketakutan, perawat tersebut tidak pernah
menyampaikan apa yang dilihatnya kepada siapapun.
Suatu malam, kejadian tersebut terulang
kembali, tetapi kali ini orang yang mirip dengan Ratu tersebut bertanya kepada
sang perawat: "Apakah anakku baik-baik saja? Apakah Rusaku baik-baik saja?
Saya akan datang dua kali lagi lalu mengucapkan selamat tinggal." Perawat
yang ketakutan, tidak menjawab apa-apa dan setelah kepergian sang Ratu yang
asli itu, dia lalu melaporkan hal tersebut pada Raja. Raja lalu terkejut dan
berkata, "Apa yang kamu katakan itu? saya akan ikut melihat dan mengawasi
kamar tidur anakku nanti malam."
Ketika malam tiba, sang Ratu yang asli
muncul kembali dan bertanya kepada sang perawat: "Apakah anakku baik-baik
saja? Apakah Rusaku baik-baik saja? Saya akan datang sekali lagi lalu
mengucapkan selamat tinggal." Saat itu Raja yang bersembunyi di kamar
tersebut, tidak keluar dari persembunyiannya, dan tidak mengucapkan apa-apa.
Dihari berikutnya sang Raja ikut kembali
mengawasi kamar tidur anak bayinya, dan ketika sang Ratu yang asli datang dan
berkata: "Apakah anakku baik-baik saja? Apakah Rusaku baik-baik saja? Saya
datang kali ini untuk mengucapkan selamat tinggal." Sang Raja tidak dapat
menahan dirinya lagi dan melompat keluar dari persembunyiannya dan berkata,
"Kamu adalah istriku yang tercinta!"
"Ya," kata sang Ratu,
"Saya adalah istrimu!" saat itu sihir yang mengikat sang Ratu menjadi
musnah, sang Ratu menjadi pulih seperti sedia kala seperti tidak pernah
mengalami hal apapun. Kemudian sang Ratupun menceritakan semua kisahnya dan
betapa kejamnya perlakuan ibu tirinya. Raja langsung menangkap sang Ibu tiri
dan anaknya serta menghukum mereka. Setelah ibu tiri yang penyihir itu
mendapatkan hukumannya, sihir yang mengikat sang Rusa akhirnya menjadi musnah
juga, dan sang Rusa kembali ke bentuk manusia kembali. Akhirnya kakak beradik
tersebut dapat hidup dengan bahagia selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar